Protes terhadap serangan Rusia ke Ukraina berlanjut di Moskow, St. Petersburg dan kota-kota lain hari Jumat (25/2), meskipun pihak berwenang berusaha untuk melawan penyebaran sentimen anti perang, serta membangun citra kekuatan dan kebenaran atas keputusan operasi militer Rusia di Ukraina, menyusul demonstrasi besar sehari sebelumnya.
Kremlin juga berusaha mengecilkan skala protes dan memaksa rakyat mendukung serangan itu. Wartawan dan pembawa acara TV dilaporkan menghadapi “akibatnya”, karena berani berbicara di depan umum untuk menentang invasi militer.
Sementara itu, petisi daring untuk menghentikan perang yang diawali oleh seorang pembela HAM Rusia, dengan cepat mengumpulkan tanda tangan melebihi 500.000 dalam waktu sekitar 24 jam setelah disebarkan.
Protes antiperang juga digelart di Moskow dan St. Peterburg Jumat malam.
Kelompok hak asasi OVD-Info yang melacak penangkapan politik, mencatat 437 penahanan di 26 kota Rusia, termasuk 226 di Moskow dan 130 di St. Petersburg.
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov berusaha mengecilkan skala protes dengan mengatakan hari Jumat, bahwa walaupun Presiden Vladimir Putin “mendengar pendapat semua orang,” dia juga mengetahui berapa banyak dari mereka yang mempunyai sudut pandang berbeda dan berapa besar yang bersimpati pada operasi militer yang diperlukan itu.” [ps/pp]
- Sumber: VOA Indonesia