Belitung Timur – Sebanyak 267 atlet karate dari berbagai perguruan di Pulau Belitung mengikuti Festival Karate Laskar Pelangi Round II, yang digelar di GOR Kabupaten Belitung Timur, Damar, Sabtu (12/10/2024). Festival ini secara resmi dibuka oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Beltim, Asmawa Tosepu, dan dihadiri oleh berbagai pejabat, termasuk Ketua DPRD Beltim Fezzi Uktolseja, Sekretaris Umum KONI Beltim Febriawan, Ketua Inkai Beltim Fitri Zakiah, serta Ketua Lemkari Babel.
Ketua Pelaksana Festival, Herman Sujono, menjelaskan bahwa festival ini diikuti oleh 267 karateka junior yang terdiri dari 142 putra dan 123 putri. Para peserta berasal dari tujuh perguruan karate serta utusan sekolah di Pulau Belitung, antara lain Inkai, Wadokai, Gokukai, Lemkari Beltim, SMANSA Gantung, Gojukai Belitung, dan Belitong Karate Club.
“Festival ini khusus untuk atlet junior dengan mempertandingkan 86 kelas. Kami menyiapkan 86 medali emas, perak, dan 192 medali perunggu untuk seluruh peserta. Kami juga mengadakan delapan kelas Best of the Best putra dan putri,” jelas Herman.
Sementara itu, Sekretaris FORKI Beltim, Syukur Maulana, menyatakan bahwa festival ini merupakan bagian dari persiapan atlet karate Kabupaten Beltim menghadapi Kejurda Pelajar pada Juli 2025, di mana Kabupaten Beltim akan menjadi tuan rumah. FORKI menargetkan Beltim sebagai juara umum cabang olahraga karate.
“Tahun ini kami sudah dua kali menggelar festival. Hal ini penting karena atlet karate di Pulau Belitung membutuhkan banyak uji coba pertandingan. Jika harus mengikuti pertandingan di luar daerah, biayanya akan lebih besar,” ungkap Maulana.
Selain itu, Maulana menambahkan bahwa dengan seringnya penyelenggaraan pertandingan lokal, penjaringan atlet yang sesuai kriteria dan berkualitas akan lebih efektif. Atlet terpilih akan mengikuti Training Camp (TC) serta pembinaan oleh pelatih Forki Beltim, sebelum dikirim ke luar daerah untuk try out.
Pjs Bupati Beltim, Asmawa Tosepu, memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara serta FORKI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Beltim. Ia menegaskan bahwa festival ini bukan hanya tentang mencari juara, tetapi juga sebagai momentum evaluasi dan pembinaan.
“Festival ini memberikan banyak manfaat, tidak hanya dari sisi pembinaan atlet tetapi juga bagi perekonomian daerah, terutama UMKM,” kata Asmawa.
Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai sportivitas, kedisiplinan, dan silaturahmi dalam setiap pertandingan. “Olahraga mengajarkan kita tentang kehidupan yang sesungguhnya, dan melalui sportivitas kita dapat mempererat silaturahmi,” tambahnya. (Red)