MNC Trijaya Kendari, Konawe – Pemerintah Kabupaten Konawe terus berupaya mencapai target penurunan angka stunting di daerahnya.
Guna mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras dan tanggung jawab semua pihak. Seluruh organisasi perangkat daerah dan masyarakat tentunya harus berpartisipasi dalam mencapai target ini.
Sekda Konawe, Dr Ferdinand Sapan, menyebutkan bahwa salah satu upaya percepatan penurunan stunting di daerah itu yakni dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Konawe dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) desa di 291 desa se-Konawe.
“TPPS Konawe ini diketuai langsung oleh saya selaku Sekda Konawe, sementara TPK dibentuk oleh Kepala desa masing-masing, dan selaku pelaksana kegiatan di ketuai oleh PKK desa yang di bantu dari Kader Posyandu dan bidan desa,” katanya.
Sementara itu, Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di daerah berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 30,02 persen.
Khusus Kabupaten Konawe angka prevalensi stunting mencapai 26,4 persen, stunting tertinggi di Sultra berada di Kabupaten Buton Selatan dengan angka prevalensi 45,2 persen dan yang terendah ada di Kabupaten Kolaka Timur dengan prevalensi 23,0 persen.
Diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan membuat ukuran tubuh anak terlalu pendek dibandingkan teman-teman seusianya.
Masalah gizi anak harus menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah daerah, baik itu Provinsi, Kabupaten/Kota, sehingga ke depan angka stunting itu semakin menurun, dan pendidikan anak juga semakin baik.
Editor: Hengky-MNC Trijaya