Pj Bupati Konawe, Stanley, S.E., S.S.T., M.M., bersama sejumlah kepala dinas terkait menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting yang dibuka langsung oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Rabu (4/9/2024). Didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan drg. Mawar Taligana, Kadis Dalduk KB Tam Sati Sam, dan Kadis DPMD Dahlan, kehadiran Pj Bupati Konawe ini menunjukkan komitmen Kabupaten Konawe dalam mendukung program nasional untuk percepatan penurunan angka stunting.
Rakornas Stunting yang berlangsung setiap tahun ini merupakan forum penting bagi pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat sinergi dalam upaya menurunkan angka stunting. Rakornas kali ini juga melibatkan berbagai pihak, seperti mitra pembangunan, dunia usaha, LSM, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya yang berperan dalam penanggulangan stunting. Dalam sambutannya, Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas kemajuan signifikan dalam lima tahun terakhir dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia.
“Kita patut bersyukur bahwa angka prevalensi stunting turun dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 21,5% pada tahun 2023. Artinya, dalam lima tahun, kita bisa menurunkan prevalensi stunting sebesar 9,3%, atau rata-rata 1,85% per tahunnya. Penurunan ini satu setengah kali lebih cepat dibandingkan periode 2013-2018,” ungkap Wapres.
Wapres juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan optimalisasi program percepatan penurunan stunting agar Indonesia mencapai target bebas stunting di masa depan. Ia juga memberikan apresiasi berupa Dana Insentif Fiskal Tahun Berjalan 2024 kepada 130 pemerintah daerah, termasuk 15 desa yang menunjukkan kinerja terbaik dalam upaya menurunkan angka stunting.
Pj Bupati Konawe, melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe, drg. Mawar Taligana, menyampaikan bahwa Kabupaten Konawe berkomitmen untuk terus menekan angka stunting melalui berbagai program yang sudah berjalan. “Saat ini, kami fokus pada program-program yang mendukung penurunan angka stunting dengan pendekatan yang terukur dan berbasis data,” ujarnya.
Menurut drg. Mawar, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan penurunan angka stunting di Kabupaten Konawe, yaitu dari 28 persen pada tahun 2018 menjadi 27 persen pada 2023. Selain itu, data dari aplikasi E-PPGBM mencatat target penurunan hingga 4 persen pada 2024. “Capaian hingga Juli sudah mencapai 4,27 persen dari 9 persen pada 2018,” tambahnya.
drg. Mawar Taligana menjelaskan bahwa E-PPGBM merupakan sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang memungkinkan data stunting diukur dan dipantau secara konsisten setiap bulan oleh petugas di puskesmas. Data ini menjadi acuan penting dalam memahami perkembangan gizi anak-anak di Kabupaten Konawe dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam penanggulangan stunting. “Masyarakat juga perlu memahami perbedaan antara data survei SKI dengan data E-PPGBM. Data nasional E-PPGBM menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 18 persen,” jelas drg. Mawar.
Pemerintah Kabupaten Konawe menargetkan penguatan layanan kesehatan yang terintegrasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan anak. Dengan dukungan TPPS, pemerintah daerah dan puskesmas terus melakukan upaya pendekatan ke masyarakat, terutama dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil dan keluarga mengenai pola makan dan perawatan kesehatan yang baik untuk mencegah stunting.
Rakornas Stunting 2024 ini juga menjadi momentum bagi Kabupaten Konawe untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam program penurunan stunting. Pj Bupati Konawe, Stanley, berharap dukungan pemerintah pusat dalam percepatan penurunan stunting ini dapat mendorong program di daerah, sehingga dapat mengentaskan masalah stunting secara menyeluruh di Konawe.(ADV)