Pemerintah Indonesia kemungkinan akan mengizinkan kembali ekspor batu bara mulai Selasa (11/1), menyusul tekanan yang meningkat untuk mengakhiri larangan yang diberlakukan mulai Tahun Baru itu.
Penangguhan yang terjadi setelah perusahaan listrik negara PLN melaporkan tingkat persediaan bahan bakar yang sangat rendah itu, menyebabkan harga batu bara global naik pekan lalu, dan mendorong munculnya seruan dari Jepang, Korea Selatan dan Filipina untuk melonggarkannya.
“Akhir hari ini atau besok, kami bisa melepas beberapa kapal besar,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam wawancara dengan CNBC, Senin (10/1).
Menteri Energi Arifin Tasrif sebelumnya pada hari Senin mengatakan kepada menteri industri Jepang Koichi Hagiuda bahwa ia berharap Indonesia dapat mengambil keputusan dalam beberapa hari mendatang.
Hagiuda mengatakan perusahaan-perusahaan Jepang menginginkan kejelasan dari Indonesia. “Ada beberapa kapal Jepang yang sudah dimuati (batu bara). Kami setidaknya minta izin agar kapal-kapal itu diberangkatkan ke Jepang, ” katanya
Kedutaan Besar Jepang di Jakarta pekan lalu meminta Indonesia mengecualikan larangan batu bara berkalori tinggi, yang tidak digunakan oleh pembangkit listrik dalam negeri.
Meskipun pihak berwenang mengatakan kondisi darurat pasokan batu bara di PLN sudah berakhir, pemerintah mengatakan ada sejumlah masalah lain yang perlu ditangani sebelum mencabut larangan tersebut.
Diskusi diperkirakan akan dilanjutkan pada hari Senin, dengan fokus pada masalah logistik, kata pejabat di industri tersebut kepada Reuters.
Perusahaan-perusahaan pelayaran berupaya mencari solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan batu bara PLN, kata Carmelita Hartoto, Ketua Umum Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia.
Juru bicara PLN belum menanggapi permintaan Reuters terkait perincian tentang situasi pasokan terbarunya.
Pandu Sjahrir, Ketua Umum Asosiasi Penambang Batu Bara Indonesia, mengatakan PLN diperkirakan memiliki pasokan batu bara selama 10 hari.
Perusahaan listrik itu mengatakan telah mengamankan 13,9 juta ton batu bara tetapi menginginkan 20 juta ton untuk mencapai tingkat persediaan 20 hari untuk pembangkit-pembangkit listriknya. [ab/uh]
Sumber: VOA Indonesia