Pelabuhan Fery Amolengo dan Wamengkoli Dipadati Kendaraan Menuju Baubau-Buton, Kontingen Porprov Tertahan

0
Sejumlah mobi nampak antri memanjang menunggu diberangkatkan dari Pelabuhan Amolengo menuju Pelabuhan Labuan. Foto: Mas Jaya

Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XIV Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal dibuka secara resmi, Sabtu (26/11/2022). Semua daerah di Bumi Anoa pun berbondong-bondong menuju tempat penyelenggaraan acara, yakni Kota Baubau dan Kabupaten Buton.

Sejak beberapa hari belakangan, ribuan massa bertolak serentak ke tanah keraton. Para kontingen dari berbagai daerah pun membanjiri dermaga penyeberangan.

Para kontingen dari daerah daratan Sulawesi, seperti Konawe Raya, Kolaka Raya, Kota Kendari dan Bombana, untuk bisa sampai ke Buton harus melewati dua jalur penyeberangan. Pertama lewat jalur dermaga penyeberangan Feri Amolengo, Konawe Selatan (Konsel) dan kedua dermaga Torobulu yang juga masih di Konsel.

Jika menyeberang lewat jalur Amolengo, Anda akan tiba ke Dermaga Labuan, Buton Utara dan selanjutnya bisa meneruskan perjalanan darat hingga ke Kota Baubau dan Kabupaten Buton.

Penyeberangan Amolengo menjadi sasaran utama para kontingen dari berbagai daerah. Hal itulah yang kemudian memantik berbagai masalah di dermaga. Banyaknya arus masa yang datang tidak seimbang dengan jumlah armada Feri yang disiapkan.

Pantauan media ini, puncak kepadatan arus massa di Amolengo pada, Kamis (24/11/2022) bisa di bilang cukup parah. Para kontingen yang bahkan sudah datang mengantri sejak dini hari, tak bisa langsung menyeberang saking padatnya lautan kendaraan.

Sekretaris KONI Konawe, H. Abdul Ginal Sambari mengungkapkan, dirinya telah hadir sejak Kamis dinihari. Ia dan kontingennya harus bermalam di dermaga untuk menunggu kesempatan menyeberang hari berikutnya.

Kemudian, pantauan kami pada Jumat (25/11/2022) jumlah lautan massa makin meningkat. Sejumlah kontingen dari Konawe, Kolaka Timur (Koltim) dan Kolaka Utara (Kolut) terpaksa harus tertahan berjam-jam di dermaga agar bisa menyeberang. Lautan mobil tampak memenuhi dermaga. Lagi-lagi, masalahnya adalah pada ketersediaan Feri yang tidak memadai. Kinerja panitia Porprov pun menjadi buah bibir para kontingen.

Di sisi lain, penyeberangan Feri Torobulu, terpantau cukup stabil. Tidak ada tumpukan kendaraan seperti di Dermaga Amolengo. Setiap kendaraan yang datang bisa langsung mengambil antrian, membeli tidak dan langsung menyeberang ke Dermaga Tampo, Kabupaten Muna.

Namun masalah tak selesai di situ. Setelah melakukan perjalanan darat yang cukup jauh di daratan Muna, kontingen yang menyeberang di Dermaga Torobulu, harus mengalami nasib yang apes juga. Sebab, untuk sampai ke tanah Buton mereka harus menyeberang lagi di Dermaga Wamengkoli, Buton Tengah (Buteng). Parahnya, kondisi penyeberangan di Wamengkoli juga macet parah. Ratusan kendaraan kontingen Porprov juga tertumpuk menunggu antrian Feri.

Pantauan media ini, tampak sejumlah kontingen asal Kabupaten Muna juga sedang mengantri. Sementara itu, Kapal Feri masih bolak-balik melakukan pengangkutan. Beberapa kontingan yang mobilnya terparkir di antrian terkahir berceloteh kalau mereka ingin bangun tenda untuk menginap di situ saja.

Menanggapi carut marutnya situasi tersebut,
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sultra, Muhammad Rajulan menjelaskan, terjadinya antrian panjang di dua pelabuhan diakibatkan kurangnya armada yang mengangkut para kontingen Porprov XIV di Baubau dan Buton.

Kata dia, Sementara kemampuan armada di penyebrangan tidak mampu mengangkut pengguna jasa sekaligus karena di Pelabuhan Amolengo dan Wamengkoli hanya ada dua armada yang siap beroperasi.

“Kabupaten di daratan yang mengirimkan kontingennya dalam jumlah besar mulai dari 500 orang, 700, dan ada yang sampai 1000 orang,”ujar Kadis Perhubungan.

Lanjut Muhammad Rajulan, agar seluruh kontingen sampai ke tempat tujuan sebelum pembukaan, pihaknya menambah trip atau waktu pengangkutan para kontingen.

“Jadi antisipasi kita sekarang ini menambah trip dan sekarang saya sudah instruksikan kepada seluruh staf saya, sebagai komitmen kami dengan pihak ASDP bahwa armada yang sebelumnya beroperasi sampai jam 19.00 Wita itu kita operasikan 24 jam untuk semua pelabuhan termasuk Amolengo,” bebernya.

Muhammad Rajulan juga mengungkapkan, sejak terjadinya antrian panjang di dua pelabuhan tersebut, seluruh staf dan karyawan pelabuhan masih memberikan pelayanan semaksimal mungkin.

“Seluruh pegawai pelabuhan tidak ada yang tidur sejak kemarin malam,” katanya.

Terkait penambahan armada, Kadis menjelaskan, dari pihak ASDP saat ini tidak mempunyai persiapan armada cadangan.

“Kalau ada armada cadangan kan bisa di pake, ini tidak ada, jadi satu-satunya cara hanya menambah trip.

Sedangkan trip di pelabuhan, Kadis perhubungan Provinsi Sultra menjelaskan, kalau di pelabuhan sebelumnya hanya lima trip yang biasanya berakhir sampai jam 16.00 Wita, kini ditambah sampai 24 jam.

Ia berharap, pihak pengguna jasa harus dapat mengerti kondisi yang terjadi saat ini, pihak perhubungan akan terus berupaya memaksimalkan pelayanan pengangkutan sebaik mungkin

“Kalau ada gesekan-gesekan tolong kita bersabar lah dan jangan sampai terjadi keributan,”

Ia juga mengimbau kepada seluruh penumpang kapal, dalam kondisi seperti ini harus mengikuti peraturan yang ada, bersabar, dan hindari untuk membeli tiket dari calo Karna pembengkakan biayanya besar.

Ia juga menyarankan agar penumpang kapal membeli tiket di loket resmi atau kepada pegawai pelabuhan yang bertugas karena tiketnya jauh lebih murah dari pada melalui calo.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here