Konawe – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah, ratusan masyarakat Adat Suku Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, menggelar pawai budaya.
Ratusan masyarakat tersebut merupakan gabungan dari empat Lembaga Adat Suku Tolaki di antaranya, Organisasi Masyarakat Adat Sulawesi Tenggara, Forum Adat Tolaki (Fordati), Rimbutako dan Tokoh Pemerhati Budaya Konawe.
Peserta pawai budaya ada Suku Tolaki ini mengenakan pakaian adat dan membawa parang adat ta’awu. Mereka berkeliling Kota Unaaha dari pelataran Kantor DPRD Konawe menuju makam leluhur Raja Lakidende
Selanjutnya, di makam leluhur ini, peserta pawai budaya bersama Forkopimda setempat dan masyarakat adat melakukan ziarah seraya memanjatkan doa.
Asisten II Pemda Konawe Muhammad Akbar di Konawe, Selasa mengatakan pawai budaya ini merupakan kegiatan yang menyatukan budaya masyarakat Tolaki dan budaya Islam di tengah masyarakat daerah tersebut.
“Ini menyatukan bagaimana budaya Islam dan budaya Tolaki itu disatukan. Memang salah satu Raja Lakidende yang pertama masuk Islam itu di sini sehingga inilah yang coba ditarik benang merahnya antara budaya Tolaki dan masuknya Islam,” katanya.
Akbar mengatakan bahwa Pemerintah Konawe akan mendukung terus kegiatan tahunan ini untuk menjadi gelaran rutin yang diadakan setiap menyambut 1 Muharam.
Sementara, Sekjen Lembaga Adat Tolaki Bisman Saranani mengatakan sebelum melakukan pawai budaya, dilakukan penyerahan benda pusaka milik Kerajaan Tolaki Konawe kepada prajurit yang menjadi bagian dari peristiwa budaya sebagai simbol pertahanan masyarakat Adat Tolaki.
“Pawai budaya ini semata-mata menyambut Tahun Baru Islam, yang hadir ini hampir semua Islam jadi jangan hanya Tahun Baru Masehi kita rayakan tapi yang begini perlu kita budayakan,” katanya.
Ia mengatakan selain pawai budaya tersebut, pihaknya juga akan membersihkan semua benda-benda pusaka milik Adat Suku Tolaki baik secara perorangan maupun komunitas.
“Acara hari ini akan berlanjut di Meluhu, nanti malam ada diskusi kemudian pembersihan semua benda-benda pusaka yang kita miliki,” demikian Bisman.**