Menurutnya, meski persiapannya penuh tantangan, pelaksanaan awal berjalan lancar, berkat pengalaman dari uji coba selama 12 bulan di Sukabumi yang menjadi fondasi keberhasilan program ini di tingkat nasional.
“Program ini bertujuan memberikan makanan bergizi kepada masyarakat, dengan tetap mempertimbangkan kualitas, ketersediaan bahan baku lokal, dan preferensi penerima manfaat,” tegasnya.
Prof. Dadan menjelaskan bahwa ahli gizi berperan penting dalam menyusun menu yang memenuhi standar gizi. “Kami tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi standar komposisi gizi. Variasi menunya disesuaikan dengan bahan baku dan selera lokal,” katanya.
Salah satu isu yang menarik perhatian adalah kebijakan terkait susu. “Susu segar menjadi bagian dari makan bergizi di wilayah yang memiliki sapi perah. Namun, untuk daerah yang belum memiliki sumber lokal, penyediaannya dilakukan secara bertahap,” jelas Prof. Dadan.
Kepala Badan Gizi Nasional, Prof. Dadan Hindayana
Menurutnya, program ini juga bertujuan memberdayakan sumber daya lokal. “Kami tidak ingin program ini meningkatkan komponen impor. Justru ini adalah upaya untuk memanfaatkan hasil produksi dalam negeri.”
Setiap daerah diberikan kebebasan menyusun menu sesuai preferensi lokal. Misalnya, di Cipadak, Sukabumi, anak-anak lebih menyukai ayam dibandingkan ikan, sementara di Maluku, ikan menjadi makanan favorit. “Ahli gizi di setiap satuan pelayanan gizi juga melakukan evaluasi rutin agar menu yang disajikan tidak hanya bergizi, tetapi juga disukai, sehingga tidak ada makanan yang terbuang,” tambah Prof. Dadan.
Prof. Dadan juga menyampaikan pentingnya kemitraan untuk mendukung keberlanjutan program ini. Dengan target hingga 30 ribu satuan pelayanan, pemerintah membuka peluang bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk menjadi mitra, “Program ini adalah program besar yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Silakan daftar melalui website kami di mitra.bgn.go.id tanpa biaya apapun,” ujarnya.
Dengan anggaran sebesar Rp71 triliun, program makan bergizi gratis ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal, “Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Dengan kerja sama semua pihak, semoga program ini berjalan semakin baik dari waktu ke waktu,” tutup Prof. Dadan.
Langkah nyata pemerintah ini memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (DDY)