Lika-liku Kehidupan The King of Rock N Roll, Elvis Presley

0
Lika-liku Kehidupan The King of Rock N Roll, Elvis Presley

Genre : Biographical Musical Drama
Sutradara : Baz Luhrmann
Production : Warner Bros. Pictures
Pemeran : Tom Hanks, Austin Butler, Olivia DeJonge
Durasi : 159 Menit
Mulai Tayang : 24 Juni 2022

Film ELVIS diawali dengan narasi dari tokoh paling berpengaruh dalam kehidupan The King, Kolonel Tom Parker (Tom Hanks) yang mengawali film ini dengan pernyataan bahwa dia bukanlah orang yang membunuh Elvis, seperti yang selama ini dituduhkan semua orang.

Parker justru mengklaim dialah orang yang melahirkan Elvis Presley (Austin Butler) menjadi seorang bintang besar Hollywood. Narasi yang dituturkan Parker berlanjut pada penggambaran bagaimana awal mula mereka bertemu.

Elvis Presley lahir dari sebuah keluarga kecil di Tupelo, Mississippi sebelum direlokasi ke Memphis, Tennessee di usia 13 tahun karena ayahnya yang masuk jeruji besi. Elvis tinggal di pemukiman warga kulit hitam sehingga musik gospel dan blues sudah menjadi hiburannya semenjak kecil, atau bahkan makanan sehari-hari untuk dirinya dan teman-teman yang bergabung dalam grup musiknya kelak.

Elvis mencintai musik, Austin Butler bahkan menggambarkan sosok Elvis yang rohnya bisa masuk ke dalam musik yang sedang ia dengar ataupun nyanyikan. Bakat dan kemampuan Elvis inilah yang mengantarkannya masuk label rekaman Sun Records dan produser Sam Phillips.

Tak disangka, single pertamanya meledak di pasaran dan diputar di seluruh radio dalam negeri. Tidak sampai disitu, Elvis semakin sukses setelah Kolonel Tom Parker menemukannya dan mengorbitkannya untuk menjadi musisi besar di label RCA.

Bagaikan roket, karier Elvis di dunia musik langsung melesat. Saat itu, perpaduan antara ketampanan sang bintang dengan goyangan panggulnya yang khas, menjadikan sosok Elvis digilai banyak kaum muda khususnya wanita.

Di sini Parker melihat bahwa Elvis merupakan aset pencetak uang yang harus ada dalam genggamannya selama mereka berdua hidup.

Dalam perjalanan karirnya di antara tahun 1970-an banyak masalah yang berhasil Baz Luhrmann gambarkan dengan sangat baik. Masalah pertama Elvis datang ketika goyangannya mendapat kecaman karena dianggap mampu menyatukan warga kulit hitam di Amerika.

Elvis pun dicekal hingga tidak boleh tampil di media manapun sejak saat itu. Namun Manager Legendaris Elvis itu tidak kehabisan ide, ia berusaha membuat Elvis tetap berpenghasilan dengan menciptakan sosok Elvis yang baru.

Austin Butler berhasil memerankan sosok Elvis dengan sangat mempesona, semenjak kecil di tengah keterbatasan hidupnya, Elvis tetap hidup ceria dan justru menyerap semua pengaruh kebudayaan kulit hitam di tempat tinggalnya, termasuk musik-musik soul dan gospel yang selalu mengelilinginya.

Pengaruh tersebut membuat Elvis tumbuh menjadi seorang penyanyi unik yang menawarkan campuran pas antara rock, country, blues, gospel dan pop ballads dengan sempurna.

Baz Luhrmann juga berhasil menggambarkan Amerika di tahun ketenaran Elvis dengan sangat apik, bagaimana hebohnya penggemar berteriak histeris saat Elvis tampil hingga panggung megah dan konser virtual pertama di dunia disuguhkan dengan sangat luar biasa. Elvis menjadi satu-satunya penyanyi dengan penjualan album single tertinggi di dunia pada saat itu.

Meski Tom Parker berusaha keras membuat Elvis hanya menjadi mesin pencetak uang saja. Dalam perjalanan film, Elvis mampu menyadari jati dirinya sendiri, siapa dirinya yang sebenarnya, yaitu lebih dari rock and roll biasa, melainkan musik gospel dan soul. Austin sangat berhasil menghidupkan sisi spiritual dari sosok Elvis.

Ini juga ditegaskan oleh Sutradara Baz Luhrmann yang mengakui satu hal yang baru diketahuinya, bahwa Elvis sangatlah spiritual.

“Elvis adalah manusia spiritual,” tegas Baz dalam konferensi pers virtual terbatas, yang diikuti mnctrijaya.com.

Meski setting “ELVIS” berlangsung dari Tupelo Mississippi sampai Graceland, Memphis Tennessee AS, pengambilan gambar utama pada “Elvis” berlangsung di Queensland, Australia dengan dukungan dari Pemerintah Queensland, Screen Queensland dan program Producer Offset dari Pemerintah Australia.

ELVIS bukan hanya sebatas Biopic dari sosok legendaris Elvis Presley, film ini menggambarkan bagaimana musik dapat mempengaruhi kebudayaan bahkan politik suatu bangsa. Amerika di tahun itu penuh akan diskriminasi pada ras kulit hitam, bahkan ada scenes dalam film dimana konser Elvis hanya diperuntukkan untuk ras kulit putih, kemudian banyaknya masalah terkait kekhawatiran pemerintah Amerika akan status warna kulit akibat pengaruh musik dan lagu-lagu yang Elvis nyanyikan digambarkan dengan sangat rapi dan runtut.

Meski sang sutradara kurang berhasil dalam menggali sosok emosional Elvis sebagai seorang manusia yang butuh cinta dari keluarga, bukan hanya musisi gospel yang spiritual. Elvis sangat layak direkomendasikan untuk anda yang bukan penggemarnya sekalipun.

Perpaduan visual indah dan memukau yang disuguhkan dalam film, ditambah sejarah bagaimana musik Elvis Presley dapat mengubah kebudayaan Negeri Paman Sam menjadikan film ini sangat disayangkan jika anda lewatkan.

Elvis Presley merupakan sosok yang legendaris, The King of Rock and Roll ini memiliki hidup yang penuh lika-liku sampai dirinya meninggal di usia 42 tahun. Kepergiannya menciptakan kehilangan yang sangat mendalam bagi sebagian besar warga Amerika pada saat itu.

Sebagai penutup, yang menarik dan berhubungan dengan narasi di awal film justru terletak pada penampilan Tom Hanks sebagai Kolonel Parker. Butuh waktu dan pemahaman yang lama bagi penonton untuk menyesuaikan diri dan menerima bahwa Tom Hanks berperan sebagai villain di film ini. Tom Hanks mampu menampilkan akting yang luar biasa dibalik semua usahanya untuk menjadikan Elvis sebagai seorang mega bintang.

Secara keseluruhan, ELVIS luar biasa menggelegar, mewah dan indah. Wajib ditonton di layar lebar untuk menikmati pengalaman mendengarkan musik-musik asli milik The King of Rock and Roll ini, penonton akan dibuat meledak oleh tawa, terpukau oleh sajian indahnya lagu-lagu yang dibawakan Elvis Presley selama menonton film berdurasi lebih dari 2 jam.

ELVIS dijadwalkan tayang di Indonesia pada tanggal 24 Juni 2022. (AYU-MNC Trijaya)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here