Kolaborasi Pemkot Kendari dan BMKG: Panen Raya Padi dan Serahkan Bantuan Mesin Pompa Air Untuk Tingkatkan Produktivitas Petani

0

Kendari – Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat pemahaman petani terhadap perubahan iklim, Pemerintah Kota Kendari melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Ridwansyah Taridala, menyerahkan lima unit mesin pompa air.

Penyerahan ini dilakukan pada acara panen raya padi dalam rangka Program Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional Kota Kendari Tahun 2024 yang diadakan di kawasan persawahan Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, pada Senin (7/10/2024).

Pada acara tersebut, Ridwansyah Taridala menegaskan pentingnya sinergi antara Pemerintah Kota Kendari dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada petani. Menurutnya, kerjasama ini sangat penting agar petani dapat memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi hasil pertanian mereka.

“Kegiatan panen raya padi ini adalah hasil dari kerjasama yang dimotori oleh BMKG. Transfer informasi ini sangat krusial agar para petani dapat memahami pengaruh iklim terhadap produktivitas mereka,” ujarnya.

Ridwansyah juga menyoroti bahwa pendekatan konvensional dalam pertanian yang hanya berfokus pada produksi pangan seringkali mengabaikan dampak iklim. Menurutnya, perubahan cuaca yang tidak terduga dapat membawa risiko signifikan bagi hasil panen, sehingga pengetahuan tentang iklim menjadi sangat penting bagi para petani.

“Kami berharap dengan adanya program ini, para petani tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga mampu mempertimbangkan kondisi iklim dalam setiap tahap produksi,” jelasnya.

Program Sekolah Lapang Iklim yang dijalankan BMKG Pusat ini bertujuan untuk memberikan akses informasi terkait iklim kepada kelompok petani, sehingga mereka dapat memanfaatkan data tersebut dalam setiap tahapan produksi.

Kepala Subbidang Informasi Iklim Terapan BMKG Pusat, Agung, menjelaskan bahwa program ini memberikan pendampingan kepada petani selama tiga bulan, dari awal masa tanam hingga masa panen.

“Sekolah lapang ini mengikuti periode masa tanam selama tiga bulan, jadi kita melakukan pendampingan dari awal masa tanam hingga masa panen,” ungkap Agung.

Selain pendampingan teknis, program ini juga menekankan pentingnya edukasi iklim bagi para petani. Agung menjelaskan bahwa pemahaman tentang iklim dan prakiraan musim sangat penting dalam mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Kami juga memberikan materi tentang bagaimana merawat tanaman dan ekosistem secara lebih baik,” tambahnya.

Sebagai bagian dari program ini, para petani juga mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan alat sederhana seperti mesin pompa air serta teknik pemeliharaan tanaman yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian di Kendari.

 

BMKG berharap program Sekolah Lapang Iklim ini dapat menjadi contoh yang baik dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah lain. Pemanfaatan teknologi dan informasi iklim tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga memastikan ketahanan petani dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin tidak menentu. (HenQ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here