Jokowi Imbau Masyarakat Segera Dapatkan Vaksin COVID-19 Booster

0
Seorang pedagang menerima dosis vaksin Sinovac Biotech China untuk COVID-19 di Pasar Tanah Abang, 17 Februari 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

 

Capaian vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster sampai detik ini masih jauh dari target.

Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap sampai dosis ketiga, meskipun kondisi pandemi COVID-19 di Tanah Air sudah diklaim membaik.Apalagi saat ini, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat mulai berangsur normal.

Presiden Jokowi mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap sampai dosis ketiga. (Foto: Biro Setpres)
Presiden Jokowi mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap sampai dosis ketiga. (Foto: Biro Setpres)

“Namun, ingat kita semua tidak boleh lengah. Momentum pemulihan ini harus kita jaga. Untuk itu saya meminta masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi COVID-19 secara lengkap dua dosis, ditambah vaksinasi booster untuk mencegah penularan,” ungkap Jokowi dalam telekonferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/5).

Jokowi menekankan bahwa vaksinasi booster ini sangat penting. Data dari Kementerian Kesehatan telah membuktikan vaksinasi dosis ketiga ini dapat meningkatkan imunitas hingga dua kali lipat dibandingkan pemberian dosis kedua. Selain itu, katanya, vaksin penguat ini juga diperlukan untuk melindungi masyarakat yang masuk dalam kategori rentan dari penularan COVID-19. Mereka ini termasuk orang lanjut usia (lansia) dan yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

Seorang petugas kesehatan, yang menggunakan masker berwarna merah dan putih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, menyiapkan vaksin COVID-19 merek Sinovac dalam program vaksinasi masal di Jakarta pada 17 Agustus 2021. (Foto: Reuters/
Seorang petugas kesehatan, yang menggunakan masker berwarna merah dan putih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, menyiapkan vaksin COVID-19 merek Sinovac dalam program vaksinasi masal di Jakarta pada 17 Agustus 2021. (Foto: Reuters/

“Stok vaksin COVID-19 pemerintah untuk booster, lebih dari cukup. Saya minta masyarakat agar segera memanfaatkan fasilitas vaksin booster gratis ini dan jangan pilih-pilih jenis vaksin karena semua vaksin manfaatnya sama untuk melindungi kita semua menghadapi pandemi COVID-19. Mari kita jaga bersama-sama momentum baik ini, agar Indonesia semakin pulih dan ekonomi semakin membaik,” tuturnya.

Capaian Vaksinasi Booster

Imbauan Jokowi kepada masyarakat untuk segera mendapatkan booster ini bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, cakupan vaksinasi dosis ketiga ini masih jauh dari target.

Berdasarkan data dari vaksin.kemkes.go.id per 30 Mei 2022, pukul 18.00 WIB capaian vaksinasi booster baru mencapai 45.607.567 dosis atau 21,90 persen dari target.

Sementara capaian dosis pertama tercatat 200.246.648 dosis atau 96,15 persen. Adapun vaksinasi dosis kedua berada di level 167.361.090 dosis atau 80,37 persen.

Jika dilihat per kategori, cakupan vaksinasi dosis ketiga untuk kalangan masyarakat rentan juga masih cukup rendah. Capaian vaksinasi booster untuk kategori lansia misalnya tercatat baru mencapai 21,45 persen atau 4.622.833 dosis.

Pentingnya Vaksinasi Booster

Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan saat ini varian COVID-19 omicron beserta turunannya sedang mendominasi situasi pandemi yang masuk dalam tahun ketiga.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. (Foto: Dok Pribadi)
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. (Foto: Dok Pribadi)

Data menunjukkan kemampuan varian omicron beserta turunannya mampu bersirkulasi pada orang yang sudah divaksinasi sebanyak dua dosis. Maka dari itu, menurutnya dosis ketiga atau booster COVID-19 menjadi sangat penting, terutama untuk melindungi kelompok masyarakat rentan.

“Bahkan kecenderungannya data pada saat ini menunjukkan bahwa terkesan kuat definisi dosis lengkap itu ada di tiga dosis. Selain itu, manfaat lainnya adalah bahwa dengan pemberian dosis ketiga merujuk data dari Israel misalnya itu menunjukkan bisa memberikan proteksi yang jauh lebih tinggi, dibandingkan hanya dua dosis,” kata Dicky kepada VOA.

Inan Rustandi, 72 tahun, warga Desa Sindanglaya, saat menerima dosis pertama vaksin Sinovac Biotech, Jawa Barat, 15 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Inan Rustandi, 72 tahun, warga Desa Sindanglaya, saat menerima dosis pertama vaksin Sinovac Biotech, Jawa Barat, 15 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

“Bahkan ketika ternyata yang mendapatkan tiga dosis ini lalu terinfeksi dengan omicron itu kecenderungannya bisa memiliki kekebalan atau imunitas terhadap turunan atau sub varian omicron lainnya,” imbuhnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, negara seperti Australia dan Israel bahkan sudah menggalakkan pemberian vaksinasi COVID-19 dosis keempat kepada lansia dan yang memiliki komorbid. Israel mencatat, pemberian vaksinasi dosis keempat ini membuktikan adanya proteksi sebanyak empat kali lipat sehingga mengurangi angka keparahan dan menurunkan jumlah kematian.

“Termasuk adanya penurunan risiko long COVID itu semakin menurun jauh atau kecil risikonya ketika seseorang itu sudah mendapat dosis ketiga. Dan juga durasi proteksi setelah pemberian dosis ketiga itu terkesan jauh lebih memanjang,” katanya.

Jadi, katanya, jika bicara mengenai keluar dari situasi pandemi, maka peranan dosis ketiga ini menjadi sangat penting di era omicron dan turunannya.

“Kalau saya sampaikan target setidaknya akhir tahun ini harus mencapai dua dosis di atas 80 persen dan dosis tiga setidaknya di total populasi itu 50 persen, dan di kelompok rawan di atas 70 persen itu yang menurut saya harus dicapai,” pungkasnya. [gi/lt/Ghita Intan/VOA Indonesia]

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here