Data terbaru dari badan statistik Inggris menunjukkan prevalensi COVID-19 di negara itu telah mencapai rekor tertinggi.
Menurut badan itu, 1 dari 13 orang diperkirakan terinfeksi virus itu sepekan belakangan.
Sekitar 4,9 juta orang diperkirakan terjangkit virus itu pada pekan yang berakhir pada 26 Maret, naik dari 4,3 juta.
Kantor Statistik Nasional mengatakan lonjakan terbaru itu disebabkan oleh varian omicron yang lebih mudah menular. Varian bernama BA.2 itu kini dominan di seluruh Inggris.
Tingkat rawat inap dan kematian akibat COVID-19 kembali meningkat, meskipun jumlah orang yang meninggal karena COVID-19 lebih rendah dibandingkan awal tahun ini.
James Naismith, profesor biologi Universitas Oxford, mengatakan ia yakin sebagian besar penduduk di negara itu akan terinfeksi varian BA.2 pada musim panas.
“Ini berarti hidup dengan virus dengan terinfeksi virus itu,” katanya. [vm/ft]
Sumber: Associated Press/VOA Indonesia