Baubau – MNC Trijaya Kendari – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Baubau menginisiasi terselenggaranya kegiatan Dialog Kerukunan Beragama, yang dihadiri oleh Plt Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse, berlangsung di aula kantor Kementerian Agama Kota Baubau, Selasa (1/3/2022).
La Ode Ahmad Monianse dalam sambutannya mengatakan, tema yang diusung dalam dialog tersebut sangat relevan dengan rencana Pemerintah Kota Baubau untuk mencanangkan Tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Yang mana, tema dialog tersebut ialah “Agama Sebagai Inspirasi Membangun Moderasi Beragama Meneguhkan Harmoni Menyongsong Tahun Toleransi 2022”.
Lebih lanjut La Ode Ahmad Monianse mengatakan, selain tema utama tersebut, ada tema yang dikhususkan untuk membuka sekaligus memberikan pokok-pokok pikiran. Yaitu tentang penerapan nilai-nilai luhur dari Sara Pataanguna atau empat prinsip nilai, yaitu Pomaamaasiaka, Popiapiara, Poangkaangtaka, dan Pomaemaeka.
Ditambahkan, toleransi menurut orang Buton adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk orang lain, dengan harapan agar orang lain tersebut akan melakukan hal yang sama. Di mana, hal tersebut terkandung dalam Sara Pataanguna, yang kemudian dielaborasi dengan satu nilai baru yang universal yaitu Pobincibinciki kuli, dan dirumuskan menjadi PO-5 oleh mendiang Dr. H. AS. Tamrin, MH.
“Inilah yang menurut saya konsepnya sangat indah dan sangat luhur, serta sangat relevan jika disandingkan dengan nilai-nilai luhur dari semua Agama. Karena semua Agama juga mengajarkan cinta kasih dan saling menghargai. Namun jika masih ada ego dari masing-masing individu atau satu komunitas, maka ini akan sulit untuk diterapkan,” ujar La Ode Ahmad Monianse.
Untuk itu, orang nomor satu di Kota Baubau ini menawarkan 4P, yang dapat diterapkan masyarakat agar bisa melahirkan rasa toleransi terhadap perbedaan. Yaitu Pengetahuan, Pemahaman, Pengalaman, dan Penerimaan. Di mana, bertoleransi dalam perbedaan tidak cukup jika hanya dengan pengetahuan, namun juga harus saling memahami, dan untuk saling memahami butuh sebuah interaksi.
Lebih lanjut La Ode Ahmad Monianse mengatakan, dari pemahaman tersebut seseorang akan mendapatkan pengalaman tentang bagaimana berintegrasi, yang kemudian akan lahir rasa saling menerima satu sama lainya. Untuk itu pihaknya berharap, agar FKUB dapat menjadi media untuk berinteraksinya semua komunitas yang berbeda-beda dari sisi keagamaan.
“Interaksi kita ini akan membangun pemahaman tentang bagaimana sisi yang lain, sehingga dari pemahaman itu kita bisa saling menerima perbedaan-perbedaan. Dan saya percaya bahwa untuk mewujudkan cita-cita besar Kota Baubau, agar menjadi Kota yang Maju, Sejahtera, dan Berbudaya, syarat yang paling penting ialah bagaimana membangun kerukunan di Kota ini,” tutupnya. (Diskominfo Baubau-HenQ)