Direktur utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kawasan Pasifik Barat, Dr. Takeshi Kasai, telah diberhentikan sementara dari jabatannya tanpa batas waktu, menurut korespondensi internal yang diperoleh kantor berita Associated Press.
Pemecatan Kasai terjadi beberapa bulan setelah penyelidikan AP mengungkapkan bahwa lusinan staf menuduhnya melakukan perilaku rasis, kasar, dan tidak etis yang mengganggu upaya badan PBB itu untuk menghentikan pandemi virus corona di Asia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada staf di Pasifik Barat melalui email pada hari Jumat bahwa Kasai “cuti ” tanpa menjelaskan lebih lanjut. Tedros mengatakan Wakil Direktur Jenderal WHO, Dr. Zsuzsanna Jakab, akan tiba Selasa di Manila, markas regional WHO, untuk memastikan kantor itu tetap beroperasi.
Dua pejabat senior WHO yang meminta nama mereka tidak disebutkan karena tidak berwenang untuk berbicara kepada pers mengatakan, Kasai telah diberi cuti administratif yang diperpanjang setelah penyelidikan internal membuktikan kebenaran beberapa pengaduan pelanggaran.
Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan tidak diketahui berapa lama Kasai akan cuti. Badan kesehatan PBB itu mengatakan penyelidikan terhadapnya terus berlanjut dan diyakini ini adalah pertama kalinya seorang direktur regional diberhentikan dari tugasnya. Kasai tidak menanggapi permintaan komentar tetapi sebelumnya membantah ia menggunakan bahasa rasis atau bertindak tidak profesional.
Pada bulan Januari, AP melaporkan bahwa lebih dari 30 staf yang tak disebut nama mereka mengirimkan pengaduan rahasia kepada pimpinan senior WHO dan anggota Dewan Eksekutif organisasi itu, menuduh bahwa Kasai telah menciptakan “atmosfer beracun” di kantor WHO di Pasifik Barat.
Dokumen-dokumen dan rekaman-rekaman audio menunjukkan Kasai membuat pernyataan rasis kepada stafnya dan menyalahkan munculnya COVID-19 di beberapa negara Pasifik karena “kurangnya kapasitas mereka terkait budaya, ras, dan tingkat sosial ekonomi mereka yang lebih rendah.” Beberapa staf WHO yang bekerja di bawah Kasai mengatakan ia secara tidak benar membagikan informasi vaksin virus corona yang sensitif untuk membantu Jepang, negara asalnya, memperoleh keunggulan politik lewat donasinya.
Beberapa hari setelah laporan AP, Sekjen WHO Tedros mengumumkan bahwa penyelidikan internal ke Kasai telah dimulai. Namun, beberapa bulan kemudian, staf WHO menuduh Kasai memanipulasi penyelidikan.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke badan pengawas tertinggi badan-badan PBB pada bulan April, Dewan Eksekutif, sejumlah staf menulis bahwa Kasai telah memerintahkan para manajer senior untuk menghancurkan dokumen yang memberatkan dan menginstruksikan staf teknologi informasi untuk memantau email semua staf.
Kasai adalah seorang dokter Jepang yang memulai kariernya di sistem layanan kesehatan masyarakat negaranya sebelum pindah ke WHO, di mana ia telah bekerja selama lebih dari 15 tahun. [VOA Indonesia/ab/uh]