Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta berharap negaranya dapat segera menjadi anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Hal tersebut disampaikannya ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/7). “Kita berharap dapat bergabung dengan ASEAN ketika Indonesia memegang Presidensi (ASEAN 2023) yang menjadikannya sangat simbolis,” ungkap Ramos-Horta.
Timor Leste, ungkap Ramos-Horta, juga sangat bersyukur bahwa Indonesia tetap berkomitmen mendukung negaranya untuk bisa menjadi anggota ASEAN.
“Timor Leste sebagai bagian dari Asia Tenggara telah memenuhi banyak persyaratan yang diperlukan termasuk fungsi untuk ekonomi dan demokrasi, sehingga akan menjadi anggota ASEAN yang produktif,” tambahnya.
Penantian Panjang Timor Leste
Sementara itu, Adriana Elizabeth, pakar ASEAN Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) ,mengungkapkan bisa dimengerti apabila Presiden Ramos-Horta menyampaikan keinginan Timor Leste untuk segera bergabung dengan Indonesia kepada Jokowi, mengingat selain memegang keketuaan ASEAN pada 2023, Indonesia juga merupakan salah satu pemimpin yang menggagas terbentuknya ASEAN. Timor Leste sendiri sudah mengajukan diri untuk menjadi anggota ASEAN sejak 2011.
“Jadi itu poin yang sangat penting kenapa kemudian disampaikan kepada Presiden Jokowi untuk bisa di-endorsed lebih kuat ke ASEAN, supaya Timor Lester bisa diterima,” ungkap Adriana kepada VOA.
Lebih jauh, Adriana menjelaskan, keinginan Timor Leste untuk bisa bergabung dengan ASEAN bukanlah tanpa alasan. Pasalnya sejak ASEAN terbentuk pada tahun 1967, kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan yang relatif aman, walaupun masih terdapat konflik antar negara. Selain itu, dari segi ekonomi, ASEAN sudah berkembang dengan signfikan. Apalagi tren perkembangan ekonomi global lebih condong ke kawasan Asia tenggara.
Apakah Timor Leste layak menjadi anggota ASEAN? Menurutnya, ada beberapa hal penting yang bisa dijadikan pertimbangan. Pertama, katanya Timor Leste memiliki sumber daya alam yang cukup relevan.
“Itu juga bisa menjadi salah satu poin kenapa Timor Leste bisa diterima menjadi anggota ASEAN apalagi kerja sama ekonomi sebenarya. Artinya ada keuntungan ekonomi yang bisa didapat oleh ASEAN dengan bergabungnya Timor Leste,” tuturnya.
Selain itu, katanya Timor Leste saat ini juga menjadi sebuah headquarter dalam proses perdamaian apabila terjadi konflik antar negara.
“Jadi ada peran-peran internasional yang dipegang oleh Timor Leste juga bisa menjadi daya tarik, bahwa kalau Timor Leste bergabung dengan ASEAN ada plusnya. Kalau gak salah konflik Afganistan, pokoknya konflik yang terjadi dibeberapa negara itu, setahu saya Timor Leste sekarang jadi headquarternya. Jadi ada beberapa daya tarik Timor Leste yang bisa dipertimbangkan oleh ASEAN,” pungkasnmya.
Lima Poin Pembahasan Indonesia-Timor Leste
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral kali ini, kedua negara sepakat untuk fokus memperkuat kerja sama ekonomi. Presiden Jokowi mengatakan ada lima poin yang dibahas. Pertama, katanya, kedua negara sepakat untuk terus meningkatkan hubungan perdagangan. “Dengan melihat tren perkembangan hubungan perdagangan yang terus positif, saya yakin perdagangan dua negara bisa terus ditingkatkan,” ujar Jokowi.
Kedua, katanya, ia dan Ramos-Horta juga sepakat untuk memperkuat konektivitas, baik di darat maupun di laut. Untuk jalur darat Jokowi berharap peluncuran trayek bus rute Kupang-Dili dapat segera dilakukan. “Untuk konektivitas laut, saya menilai pentingnya untuk membuka rute kapal Kupang-Dili-Darwin,” imbuhnya.
Ketiga, katanya, ia dan pemimpin Timor Leste itu sepakat untuk memperkuat pembangunan perbatasan. Jokowi berharap pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan dapat selesai pada tahun ini. “Saya juga mendorong agar joint border committee dapat dilakukan kembali,” lanjutnya.
Keempat, mantan Gubernur DKI Jakarta, juga menyampaikan komitmen BUMN dan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Timor Leste, termasuk di bidang infrastruktur.
Kelima, Presiden Jokowi mendorong kedua negara dapat segera menyelesaikan kesepakatan investasi bilateral. Adapun nilai investasi Indonesia di Timor Leste saat ini sudah mencapai USD818 juta di berbagai sektor, termasuk perbankan, migas, dan telekomunikasi.
“Selain kerja sama ekonomi, kita juga membahas isu terkait penyelesaian negosiasi perbatasan dan saya menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa yaitu segmen Noel Besi, Citrana dan segmen Bidjael Sunan Oben,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Ramos-Horta mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan hubungan baik antara kedua negara yang telah dibangun selama 20 tahun terakhir. Presiden Ramos-Horta juga berterima kasih atas dukungan Indonesia di berbagai bidang pembangunan Timor Leste, termasuk di bidang pendidikan dan sumber daya manusia.
“Kami ingin melihat peningkatan perdagangan, hubungan ekonomi dan saya sangat bersyukur bahwa presiden telah setuju untuk melihat bagaimana memperkuat sumber daya air Timor Leste,” ujar Ramos-Horta. [VOA Indonesia/Ghita Intan/ab]