Arab Saudi (AP) -Para penonton televisi siaran Piala Dunia di Arab Saudi mengatakan pemerintah telah memblokir layanan streaming milik Qatar yang seharusnya menyiarkan pertandingan sepak bola ke kerajaan itu.
Penangguhan itu mengejutkan dan menimbulkan kemarahan para pelanggan TOD TV, yang memegang hak siar untuk menayangkan Piala Dunia di Arab Saudi. TOD TV adalah bagian dari perusahaan Qatar, beIN Sports Media Group.
Pelanggan yang tinggal di Arab Saudi dan tidak dapat menonton pertandingan Piala Dunia membanjiri akun Twitter TOD TV minggu ini, meminta pengembalian biaya bulanan dan memasang tangkapan layar (screenshot) situs layanan itu yang mengatakan “Maaf, halaman yang dicari telah melanggar peraturan Kementerian Media Arab Saudi.”
Dalam pesan yang dibagikan kepada para pelanggannya, TOD TV meminta maaf “atas hilangnya layanan itu untuk sementara waktu.” TOD TV mengatakan “ini terjadi di luar kendali kami…. Kami menghargai pemirsa kami yang memiliki pengalaman pengguna premium dan berupaya melanjutkan layanan normal sesegera mungkin.”
TOD TV, Kementerian Media dan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi belum menjawab permohonan media untuk komentar.
Politik Berkelindan dengan Piala Dunia
Kelompok beIN Qatar terjebak dalam pertikaian politik sengit antara Arab Saudi dan Qatar dalam beberapa tahun terakhir ini. Arab Saudi pada tahun 2017 memimpin kelompok empat negara Arab yang memboikot Qatar karena mendukung kelompok politik Islamis, hubungannya dengan Iran, dan mendanai Al Jazeera – saluran berita satelit yang terkadang mengkritik tajam pemerintah negara-negara di Teluk Arab itu.
Selama pemboikotan itu, beIN Sports kehilangan lisensi untuk siaran di Arab Saudi, dan penonton televisi di Arab Saudi kehilangan satu-satunya cara untuk menonton sepak bola dari liga terbesar Eropa dan kompetisi top Asia lain di luar layanan bajakan. Tetapi tahun lalu beIN melanjutkan layanan untuk pasar utama di Arab Saudi setelah hubungan Arab Saudi dan Qatar membaik.
TOD TV menyiarkan beberapa pertandingan, termasuk Arab Saudi, secara gratis, tetapi 42 pertandingan itu hanya akan tersedia di layanan streaming yang tampaknya diblokir sebelum dimulainya turnamen 20 November lalu. Pelanggan melaporkan mereka tidak lagi bisa mengakses layanan itu sejak upacara pembukaan Piala Dunia, di mana Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman duduk hanya beberapa kursi dari Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Persaingan untuk mendapatkan pendapatan dan jutaan pelanggan di Timur Tengah meningkat di antara layanan streaming di kawasan itu, termasuk The Shahid yang dioperasikan oleh MBC Group milik Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi diyakini memegang saham yang menentukan di MBC Group setelah rangkaian penangkapan tahun 2017 atas perintah Pangeran Mohammed bin Salman, terkait dugaan korupsi yang membantunya memusatkan kekuasaan di kerajaan itu. [VOA Indonesia/em/ka]