Kendari – Berangkat dari kesadaran bahwa hutan tropis dan mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global dan memberikan manfaat ekonomi serta ekologis bagi masyarakat local. Namun, deforestasi dan kerusakan lingkungan menjadi masalah serius. Pemuda local memiliki peran kunci sebagai agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan hutan.
Local Heroes for Forest Protection program adalah sebuah program Alumni Engagement Innovation Fund (AEIF) yang didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat yang merangkul generasi muda yang memiliki motivasi dalam melestarikan lingkungan untuk menjadi local heroes yang menyebarluaskan pesan lingkungan melalui social media termasuk melakukan aksi nyata penanaman pohon lokal dan mangrove.
Pada Selasa, 23 Januari 2024, Local heroes mengadakan aksi nyata dengan mengusung tema “Harmony in Action: Empowering Youth for Sustainable Futures”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian hutan, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda untuk berperan aktif dalam melindungi hutan. Terdapat dua sesi kegiatan yakni penanaman pohon mangrove dan sharing session.
Aksi nyata penanaman pohon yang berlokasi di Teluk Kendari, dengan melibatkan berbagai stakeholder seperti US Consulate General Surabaya, BPDAS Sampara, perwakilan Pj. Bupati Kolaka Utara, Forum DAS Sulawesi Tenggara, Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO, Dinas Kehutanan Provinsi Sultra, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sultra, DLHK Kota Kendari, Komunitas Teras, Kelompok Kerja Magrove Daerah, Pengurus Pusat dan Chapter Alpha-I, Local Heroes Chapter Kendari, Alumni Program Amerika yang ada di Kendari, Green Youth Movement (GYM) dan Mahacala UHO. Total peserta sekitar 100 orang.
Ada 1.000 bibit (kurang lebih 1 hektar) yang ditanam bersama seluruh peserta dalam suasana yang menyenangkan karena masuk dan tertanam dalam lumpur.
Wouter Housen, Deputy Public Diplomacy Officer US Consulate General Surabaya, mengawali sambutannya dengan menyatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama ke Kendari, pertama kali menaman mangrove dalam lumpur.
Selain itu, dia juga menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan program Local Heroes for Forest Protection.
Program ini merupakan manifestasi dari level kerjasama Comprehensive Strategic Partnership antara Amerika dan Indonesia. Mr. Housen berharap kolaborasi antara alumni, lembaga pemerintah, akademisi, komunitas, bisa berlanjut dan membangun jejaring untuk aksi bersama.
Kadek Ridoi Rahayu, Ketua ALPHA-I menambahkan bahwa Program edukasi dan aksi kolektif yang diimplementasikan oleh Alumni Program Beasiswa Amerika-Indonesia ini dilaksanakan di 3 provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Sampara
melalui Kepala Seksi BPDAS Sampara Carles mengatakan, kegiatan ini sangat bagus, kami dari pemerintah sangat mendukung, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini pihak lain bisa bergerak dan bersama dalam upaya menyelamatkan bumi dan lingkungan.
“Kami berharap kegiatan ini terus bergaung dikalangan generasi mudah kita, tidak hanya berhenti pada saat ini, mudah-mudahan terus berkelanjutan dan semakin meluas pada sebanyak-sebanyaknya komunitas yang berfikir melakukan kegiatan seperti pada hari ini,”harap Carles saat ditemui disela-sela kegiatan.
Usai melaksanakan penaman 1.000 pohon manggrove di teluk Kendari dilanjutkan dengan Sharing Session.
Dimana, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO menjadi host pelaksanaan Sharing Session Local Heroes for Forest Protection. Menghadirkan Mr. Wouter Housen, Dekan FHIL UHO, perwakilan Local Heroes dan Komunitas Teras berbagi pengalaman dan cerita kepada jajaran dosen dan mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO terkait.
Sharing session ini menjadi semakin menarik karena para narasumber masing-masing membawa informasi baru dan peluang pengembangan kapasitas yang menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain khususnya untuk peluang-peluang beasiswa, program pertukaran dan lain-lain.
Sesi diskusi sangat dinamis dengan berbagai pertanyaan dari mahasiswa seputar isu lingkungan, gender, regulasi, keseimbangan dan konservasi ekosistem, sampai pada bagaimana mencari role model. Beberapa pesan dari narasumber antara lain: beraksi dari diri sendiri, jangan mau terlambat dan tetap mencari solusi dan berpikir kritis.(Rls)