Jakarta – Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan tudingan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang menyebut aplikasi PeduliLindungi melanggar hak asasi manusia (HAM), tidak mendasar.
“Kami menyatakan tidak benar kalau di dalam laporan praktek Hak Asasi Manusia di Indonesia dalam 2021 bahwa PeduliLindungi melanggar HAM atau tidak bermanfaat,” jelas Nadia kepada radio MNC Trijaya di Trijaya Hot Topic pagi, Senin (18/4/2022).
Nadia menjelaskan, PeduliLindungi merupakan aplikasi pemerintah sehingga keamanan data pengguna menjadi prioritas utama, dan sepenuhnya digunakan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Kita bersama Kominfo dan Badan Cyber dan Sandi Negara terus memperkuat perlindungan data dari pengguna aplikasi PeduliLindungi, jadi kita menerapkan berbagai sisi pengamanan berlapis mulai dari pengamanan pada aplikasi itu sendiri, pengamanan data, dan juga pengamanan infrastrukturnya dimana kita tau pusat datanya ditempatkan di Kementerian Informasi dan Informatika, dan histori penggunaan daripada aplikasi ini setiap dua minggu sudah dihapuskan, kecuali informasi yang penting,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, pengguna juga memiliki fitur untuk penghapusan history penggunaan aplikasi. Di sisi pengamanan data, Kemenkes bekerjasama dengan Kominfo dan Badan Cyber dan Sandi Negara, karena dua badan ini yang memiliki otoritas terkait transaksi penggunaan data elektronik.
Nadia menuturkan, PeduliLindungi bermanfaat saat di dalam dan luar negeri untuk memastikan data-data penduduk Indonesia saat melakukan perjalanan aman melalui Interoperabilitas aplikasi Peduli Lindungi.
“Karena Indonesia di dalam presidensi G20 mengusung salah satu temanya bagaimana standar protokol kesehatan antar negara itu dapat mudah dijalankan, jadi tidak harus kita membawa banyak paper untuk memasuki negara lain atau harus mendownload berbagai aplikasi, jadi cukup dengan suatu Interoperabilitas dan salah satunya adalah penggunaan aplikasi Peduli Lindungi yang ada kode universal yang bisa dibaca di berbagai negara tapi datanya sudah mencangkup semua data yang ada,” pungkasnya (LIF-MNC Trijaya)