Kendari – Sulawesi Tenggara dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, membuka peluang besar dalam perdagangan luar negeri. Potensi ini tercermin dalam data statistik ekspor yang diperoleh dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dikeluarkan oleh Bea dan Cukai.
Beberapa komoditas unggulan yang menjadi andalan ekspor Sulawesi Tenggara di antaranya adalah besi dan baja serta berbagai hasil laut. Komoditas-komoditas ini telah berhasil menembus pasar internasional, dengan negara tujuan ekspor yang tersebar di berbagai benua, mulai dari Asia hingga Amerika.
Pada Juli 2024, nilai ekspor Sulawesi Tenggara tercatat mencapai US$293,48 juta, mengalami penurunan sebesar 3,54 persen dibandingkan dengan ekspor pada Juni 2024 yang tercatat sebesar US$304,24 juta. Namun, di sisi lain, volume ekspor justru meningkat 17,11 persen dari 217,55 ribu ton pada Juni 2024 menjadi 254,79 ribu ton pada Juli 2024.
Penurunan terbesar dalam ekspor pada bulan Juli 2024 terjadi pada komoditas besi dan baja, dengan nilai penurunan mencapai US$10,03 juta atau 3,34 persen. Pada bulan Juni 2024, ekspor besi dan baja tercatat sebesar US$300,39 juta, namun pada Juli 2024 turun menjadi US$290,35 juta.
Menurut sektor, ekspor Sulawesi Tenggara pada Juli 2024 didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan total nilai mencapai US$291,52 juta, yang menyumbang 99,33 persen dari total nilai ekspor. Dari segi negara tujuan, ekspor terbesar Sulawesi Tenggara adalah ke Tiongkok dengan nilai US$227,41 juta, disusul oleh India dengan nilai US$39,35 juta, dan Korea Selatan dengan nilai US$24,66 juta.
Meskipun nilai ekspor mengalami penurunan, peningkatan volume ekspor menunjukkan bahwa Sulawesi Tenggara terus menggenjot potensi sumber daya alamnya untuk bersaing di pasar global. Pemerintah dan pelaku industri diharapkan terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah produk yang diekspor, serta memperluas pasar tujuan ekspor guna mendongkrak kinerja perdagangan luar negeri provinsi ini. (Rls)