Ketua DPRD Kota Kendari Hadiri Rakor Forkopimda Terkait Toleransi dan Solidaritas Sosial

0

Lintas Parlemen – Kendari – Ketua DPRD kota Kendari H. Subhan menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tingkat Kota Kendari yang mengusung tema “Memperkuat Toleransi dan Solidaritas Sosial”. di Aula Samaturu Kantor Balai Kota Kendari, Kamis (30/5/2024).

Rapat ini dibuka Sekda Kota Kendari Ridwansyah Taridala mewakili Pj .Walikota Kendari dan dihadiri Forkopimda, kepala OPD lingkup Pemerintah Kota Kendari serta Camat dan Lurah se kota Kendari.

Sekda Kota Kendari Ridwansyah Taridala dalam sambutannya mengungkapkan, Rakor Forkopimda ini dilakukan sebagai media sharing informasi.

“Ini juga sekaligus penguatan dan koordinasi di jajaran Forkopimda termasuk teman-teman camat dan lurah, kenapa saya bilang seperti itu karena ditingkat kecamatan itu ada polsek dan koramil dan ditingkat kelurahan ada babinsa dan babinkantibmas yang semuanya menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok masing-masing untuk menciptakan Kota Kendari sebagai kota yang aman dan nyaman,” ujarnya.

Selain itu, Sekda Kota Kendari juga mengatakan, sebagai daerah yang aman, modal esensial dan fundamental bagi sebuah daerah termasuk Kota Kendari untuk melakukan pembangunan.

“Karena sebaik apapun rencana pembangunan yang sudah kita rumuskan, tidak akan bisa terlaksana dengan baik mana kala daerah kita tidak aman,” tambahnya.

Sekda Kota Kendari juga mengharapkan kepada, Kepala OPD, Camat dan Lurah untuk memanfaatkan forum ini dengan baik.

Pada rapat ini sekretaris DPRD kota Kendari diwakili oleh kepala bagian umum (Kabag) Daeng pasorong.

Untuk diketahui, Toleransi dan solidaritas seperti sebuah koin yang memiliki dua muka, saling melengkapi satu sama lain. Toleransi dan solidaritas berkaitan erat dengan sikap seseorang dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, termasuk menyangkut soal agama, budaya, adat, dan sebagainya.

Secara umum, toleransi dimaknai sebagai sikap membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi.

Sementara toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.

Beberapa waktu belakangan, toleransi secara subyektif sering dikaitkan dengan hubungan antara agama Islam dengan non Islam, bukan lagi menyoal suatu agama dengan agama lain, sehingga apapun yang dilakukan oleh umat Islam, akan selalu disorot, baik oleh pemerintah, maupun oleh media.

Sementara, solidaritas sebagai berpegang pada kesatuan, persahabatan, saling percaya yang muncul dari tanggung jawab dan kepentingan bersama di antara para anggota.

Dalam kehidupan sehari-hari, solidaritas dapat dijadikan pegangan untuk menyatukan adanya perbedaan.

Jenis-Jenis Solidaritas

  1. Solidaritas Organik

Solidaritas organis adalah solidaritas atau kekompakan yang berdasarkan atas sebuah perbedaan. Solidaritas organik timbul karena munculnya pembagian kerja yang makin besar. Solidaritas organik berdasarkan atas jenjang ketergantungan yang tinggi.

Perbedaan skema hubungan atau relasi bisa membentuk jalinan sosial dan persatuan melalui gagasan yang membutuhkan kebersamaan serta diikat dengan asas moral, norma, undang-undang, atau selengkap nilai yang bersifat umum.

Maka itu, jalinan solidaritas adalah tidak lagi menyeluruh, tetapi terbatas pada kepentingan bersama yang bersifat sebagian-sebagian atau hubungan bagian dari keseluruhan.

 

  1. Solidaritas Mekanik

Solidaritas mekanik adalah berdasarkan pada tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, emosi, dan sebagainya. Solidaritas mekanik biasa ditemukan dalam masyarakat kuno atau masyarakat tradisional yang masih sederhana.

Dalam masyarakat tradisional, pembagian kerja jarang terjadi. Seluruh kehidupan diintikan pada seorang kepala suku. Solidaritas mekanis menunjukan berbagai komponen atau indikator penting.

Contohnya yaitu, adanya kesadaran kolektif yang di dasarkan pada sifat ketergantungan individu yang memiliki kepercayaan dan pola normatif yang sama. Individualisme tidak meningkat karena dihilangkan oleh desakan peraturan atau kaidah yang bersifat menekan. (Adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here