Kendari – Direktur Rumah Sakit Umum Swasta (RSUS) Tiara Sentosa dr. H. Abuhaera DM, Sp. PD., FINASIM (71) bersama manajemen mengunjungi rumah pasien bernama Asmarani (40) guna melakukan silahturahmi sekaligus menyampaikan permohonan maaf dari manajemen terkait pelayanan yang kurang memuaskan dari RSUS Tiara Sentosa kepada pasien tersebut.
Dalam pertemuan di rumah pasien di BTN Green Park di Jalan Padat Karya di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari ini, berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan diterima langsung oleh Suami pasien Rifaudin (42) di ruang tamunya, Jum’at (5/5).
“Saya mewakili manajemen Rumah Sakit Tiara Sentosa sebagai Direktur RS Tiara Sentosa datang ke keluarga pasien yang pernah dirawat di RS Tiara, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian-kejadian yang mungkin tidak menyenangkan yang terjadi Rumah Sakit Tiara Sentosa,” ungkap dr. Abuhaera dihadapan suami pasien dan disaksikan oleh awak media, Jum’at (5/5/2023).
Lanjut Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini, bahwa kejadian ini, kami juga harapkan menjadi pembelajaran bagi RS Tiara Sentosa untuk berbenah dan sekaligus juga, saya menelusuri semua kejadian-kejadian yang terjadi dan sekaligus juga, saya akan menindak petugas-petugas yang tutur katanya kurang santun kepada pasien, karena kejadian yang seperti ini tentu saya tidak harapkan.
“Kita sebagai petugas kesehatan musti belajar untuk bertutur kata yang santun pada keluarga pasien dan pasien, karena pasien yang datang itu, mereka butuh pelayanan yang baik karena dalam keadaan sakit,” jelasnya.
Sambungnya, oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh karyawan RSU Tiara Sentosa untuk kita saling belajar bertutur kata yang baik kepada pasien, dan juga sekaligus saya memohon maaf kepada keluarga pasien atas kejadian ini.
“Tapi semua ini, mungkin menjadi masukan kepada kami di RS Tiara Sentosa untuk lebih berbenah dan lebih baik di masa yang akan datang. Dan tentu kejadian itu, tanpa sepengetahuan saya, sesudah kejadian baru saya dilapor, dan selanjutnya saya telusuri dan tidak menutup kemungkinan saya akan membuat surat teguran atau surat peringatan (SP) kepada mereka-mereka yang kurang santun dalam berucap kepada pasien,” pungkasnya.
Untuk diketahui kronologi kejadian terkait pelayanan rumah sakit ini berawal saat seorang pasien bernama Asmarani (40) menjadi pasien rawat inap di RSU Tiara Sentosa selama kurang lebih dua hari, akan tetapi saat sang pasien masih memgeluhkan sakit, tiba-tiba tanpa konfirmasi ke suami pasien, pasien sudah diminta untuk pulang, karena akan ada pasien lain yang akan masuk.
“Saya lagi keluar dari Rumah Sakit Tiara, kebetulan ada keperluan di luar, ada urusan pada sekira pukul 15.00 WITA, tiba-tiba pada pukul 18.30 WITA, saya ditelepon sama istri saya, bahwa ini hari mau keluar, tetapi kan saya sudah tahu kondisinya, bahwa dia masih sakit, kok tiba-tiba dikasih keluar,” ucap Suami pasien, Rifaudin (42) saat diwawancara oleh awak media, Kamis (4/5/2023) malam di halaman RSU Tiara Sentosa.
Lanjutnya, ia akhirnya datang ke RSU Tiara, ia konfirmasi ke dokternya, kenapa, dok? bisa keluar, katanya ini sakitnya sudah mulai membaik. tetapi menurutnya kondisi tubuh istrinya masih lemas, terus ulu hatinya masih sakit, terus masih panas, kan itu kan, untuk jalan pulang belum bisa, kan begitu.
“Tetapi saya konfirmasi dokternya, katanya bisa besok (baru pulang), bukan ini malam, begitu,” terangnya.
Sambungnya, ternyata saat ia konfirmasi istrinya, istrinya sudah dicabut infusnya, dan dia sudah disuruh pulang sama perawatnya, katanya ada pasien (baru) mau masuk, konfirmasinya, berarti kan secara tidak langsung, kami diusir paksa dengan kondisi istrinya masih lemas.
“Dan kamipun keluar tadi, istrinya saya masih dipapah, masih sakit, jadi menurut ukuran untuk saya, istri saya belum layak untuk keluar dari rumah sakit, masih butuh perawatan,”ujarnya.
Kata Rifaudin, jadi perawatnya, dia sampaikan bahwa katanya dokter penanggung jawab sudah membolehkan istrinya untuk pulang, tetapi kan menurutnya dan dokternya sudah dikonfirmasi, katanya dokternya bilang mungkin nanti besok baru bisa pulang, dan mungkin ini malam, masih bisa istirahat.
“Terus pas, saya tanya istri saya, bahwa setelah perawat cabut infusnya, kemudian dia bilang, Oya, Bu, nanti istrahat dulu, ketika sebentar ada pasien, baru ibu boleh keluar, pikiran saya, kan begini, berarti kami secara tidak langsung diusir,”ulangnya lagi.
Lebih lanjut Rifaudin menyampaikan bahwa satu hal lagi, harusnya ketika mereka akan mengeluarkan pasien, harusnya konfirmasi dulu, paling tidak kepada keluarganya atau suaminya, kan begitu, dan ketemu suaminya untuk memberitahu bahwa istri anda atau suami anda boleh pulang, karena sudah agak sehat, kan lebih bagus begitu, tapi ini kan tanpa ada konfirmasi, padahal nomor kontaknya ada di pihak rumah sakit.
“Jadi saya tahunya bahwa sudah disuruh pulang istri saya, saya ditelepon oleh istri saya, bahwa katanya sudah dicabut infus dan sudah disuruh pulang, dan saya pun kaget. Jadi pada saat perawat menyampaikan hal itu, istri saya bersama anak saya yang masih berumur 12 tahun, tapi kan anak saya, nda mungkinlah untuk dapat memberikan penjelasan,”jelasnya lagi.
Katanya lagi, Istrinya dirawat disini (RSU Tiara Sentosa) sejak kemarin malam sekira pukul 18.00 WITA (Selasa, 2/5/2023), baru dua hari dengan hari ini (Kamis, 4/5/2023), istri saya sakitnya asma, kemudian sakit pada ulu hati, terus mengalami inspeksi tenggorokan, batuk, terus kepala pusing dan sakit.
“Dan saat diminta pulang tadi (Kamis,4/5/2023) sekira pukul 19.00 WITA, padahal istri saya masih sakit pada ulu hatinya, terus masih batuk, pusing dan sakit kepalanya, tapi kami sudah disuruh pulang. Nama pasiennya Asmarani (40), dan saya sendiri Suaminya, kami tinggal di Jalan Padat Karya, BTN Green Park, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari,” imbuhnya.
Rifaudin menambahkan, Jadi istrinya masuk di RSU Tiara Sentosa sebagai pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kami ambil kamar dalam RSU ini, kebetulan sesuai kelasnya, yakni kelas satu.
“Jadi saya harap pelayanan RSU Tiara Sentosa diperbaiki, satu soal koordinasi antara dokter penanggungjawab, perawatnya ada komunikasi yang bagus, supaya kami dari pasien tidak jadi korban, jadi saya berharap ada perbaikan sistem,” pungkasnya.**