Jakarta – Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., menghadiri Program “Teras Negeri” yang diselenggarakan secara offline di Gedung Tempo, Jakarta, Kamis 6 April 2023.
Gubernur H. Ali Mazi, S.H. adalah putra daerah yang periode kepemimpinannya terbilang unik dibanding kepala daerah lain. Gubernur Ali Mazi pernah menjabat Gubernur Sulawesi Tenggara pada 2003-2008. Dengan dinamika politik yang terjadi saat itu, dia kembali menduduki jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara sepuluh tahun kemudian, yakni periode 2018-2023. Dinamika politik yang begitu menarik.
Visinya adalah mewujudkan Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera, dan Bermartabat. Dalam lima tahun memimpin Sulawesi Tenggara, Gubernur Ali Mazi menerapkan GARBARATA, singkatan dari Gerakan Pembangunan Terpadu Wilayah Daratan dan Lautan dan/atau Kepulauan.
Gubernur Ali Mazi mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mensinergikan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alma untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu poin utama pembangunan di Sulawesi Tenggara adalah mengembangkan konektivitas antarwilayah dengan membangun infrastruktur darat dan laut.
Sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan yang dirintis pembangunannya, antara lain Jalan Wisata Kendari – Toronipa; Jalan Bypass Baubau; Jalan Wabula dan Siontapina, Kabupaten Buton; dan Jembatan Pulau Buton di Kabupaten Muna. Ada pula pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan Pulau Muna.
Tidak hanya infrastruktur jalan, Gubernur Ali Mazi juga memperhatikan infrastruktur kesehatan dengan membangun Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yii Ko. Rumah Sakit yang masih dalam proses pembangunan ini rencananya akan berdiri setinggi 17 lantai.
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,53 persen (c-to-c). Kontribusi dari sisi produksi berasal dari Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 16,74 persen, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 13,91 persen, dan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 22,06 persen.
Mengenai isu kesejahteraan, Gubernur Ali Mazi menitikberatkan keberpihakan kepada masyarakat miskin dan kelompok marginal agar mendapatkan pelayanan dasar dan administrasi pemerintahan. Melalui Program Prioritas Sulawesi Tenggara Emas, terdapat empat strategi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yakni Sultra Beriman dan Beradab, Sultra Cerdas, Sultra Bantuan Masyarakat Miskin/Sultra Peduli, dan Sultra Produktif.
Dalam program Sultra Sehat terdapat pemerataan BPJS untuk semua penduduk miskin dan menghadirkan klinik jantung bertaraf nasional. Program Sultra Cerdas memberikan beasiswa bagi dokter spesialis, super spesialis, dan tenaga perawat klinik jantung, serta beasiswa putra/putri Sulawesi Tenggara berprestasi akademik. Ada pula sekolah unggulan dan sekolah keberbakatan, serta kerja sama penelitian dan/atau pengkajian pengembangan sumber daya manusia.
Program Sultra Produktif berupaya meningkatkan nilai tambah sumber dasa alam berbasis masyarakat di sektor pertanian, perikanan, kehutanan, serta UMKM dan koperasi. Ada pula peningkatan infrastruktur ekonomi pemerintah dan pelayanan dasar. Untuk Program Sultra Beriman dan Beradab, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mendorong kewajiban salat subuh setiap Jumat dan salat Jumat, bantuan menunaikan ibadah umrah. Program Sultra Bantuan Miskin/Sultra Peduli memuat bedah rumah masyarakat miskin dan pemerataan bantuan untuk masyarakat miskin.
Gubernur Ali Mazi dan Koordinator Wilayah Satgas Percepatan Investasi Regional Sulawesi punya visi yang sama memajukan daerah dari sektor investasi. Gubernur Ali Mazi memikat investor untuk berinvestasi di Sulawesi Tenggara. Nilai investasinya mencapai triliunan rupiah. Karpet “merah” bagi investor pun terbentang lebar.
Adalah konsorsium perusahaan Indonesia dan Tiongkok bakal membangun pabrik baterai lithium dan baja di Kabupaten Kolaka Utara. Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium itu adalah PT.Terra Paradisaea dan China Engineering Corporation (ENFI). Perkiraan total investasi yang akan digelontorkan sekira Rp130 triliun dalam tiga tahap.
PT.Terra Paradisaea, mengungkapkan rencana pembangunan pabrik baja akan dibagi tiga tahap. Pada tahap pertama nilai investasinya sekira Rp6 triliun. Tahap kedua sekira Rp24 triliun, dan tahap terakhir diperkirakan mencapai Rp100 triliun. Totalnya sekira Rp130 triliun.
Tahap pertama, perusahaan akan membuka lapangan pekerjaan untuk tiga ribu orang dan tahap kedua bertambah lagi menjadi lima ribu orang. Sementara pada tahap ketiga, total tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 30 ribu orang.
Rencana pembangunan industri ini akan dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara, yakni Kecamatan Tolala, Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Pakue. Hanya saja, pihaknya terkendala lokasi rencana pembangunan smelter yang masuk dalam kawasan hutan lindung.
Menanggapi hal itu, Gubernur Ali Mazi mengaku sangat mengapresiasi rencana PT.Terra Paradisaea berinvestasi di Sulawesi Tenggara. Apalagi status perusahaan tersebut merupakan perusahaan dalam negeri yang tentunya harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Sebagai kepala daerah, Gubernur Ali Mazi yakin bahwa kehadiran investor akan memberikan angin segar bagi kemajuan daerah.
Gubernur Ali Mazi ini menegaskan, untuk mempercepat proses pembangunan industri tersebut, jika memungkinkan ia akan mengeluarkan izin sementara. Gubernur Ali Mazi juga mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak menghalangi ketika ada investor yang akan masuk.
Korwil Satgas Percepatan Investasi Regional Sulawesi mengaku akan terus berupaya dan membuka jaringan agar iklim investasi masuk di Sulawesi Tenggara. Ikhtiar terus dilakukan agar berbagai agenda berskala nasional terlaksana di Sulawesi Tenggara. Kehadiran PT.Terra sebagai salah satu perusahaan nasional yang memiliki niat baik mesti didukung penuh.
Keseriusan dari PT Terra untuk melakukan investasi tidak dihalangi dan bisa dipermudah. Para investor menyimpan dananya di Bank Sultra. Langkah ini diperlukan sebagai dukungan bagi kemajuan daerah.
Provinsi Sulawesi Tenggara menempati posisi lima besar Realisasi Serapan APBD Semester I Tahun Anggaran 2022 se-Indonesia. Serapan Belanja APBD Sulawesi Tenggara mencapai 31,8 persen. Padahal dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 27 Juni 2022 lalu, realisasi belanja berada di urutan 18 dengan persentasi sebesar 21,89 persen.
Gubernur Ali Mazi memberi teguran keras kepada sejumlah OPD yang realisasi anggarannya masih sangat rendah. Rupanya, teguran gubernur itu manjur. OPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bekerja masif. Tidak sampai sebulan, Realisasi Belanja APBD Sulawesi Tenggara masuk lima besar di seluruh provinsi di Indonesia per 19 Juli 2022.
Postur APBD Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2022 mencapai Rp4,7 triliun. Dari jumlah itu, Realisasi Serapan Belanja APBD mencapai 31,8 persen. Gubernur Ali Mazi menjelaskan, untuk level Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe meraih persentasi tertinggi dalam Percepatan Realisasi Belanja.
Pada lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Kominfo Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memuncaki Realisasi Belanja Anggaran APBD Semester I Tahun 2022. Realisasi belanja Dinas Kominfo Sulawesi Tenggara sekitar 71 persen.
Gubernur Ali Mazi memaparkan, Rakor Evaluasi ini bertujuan memperkuat Koordinasi Penyerapan APBD Tahun 2022. Dari evaluasi yang dilakukan secara nasional itu, menunjukan Sulawesi Tenggara masih berada di urutan 18 dalam hal realisasi belanja, yakni sekitar 21,89 persen. Dalam kategori tersebut Sulawesi Tenggara masih berada di garis merah.
Gubernur Ali Mazi mengulang Kerangka Kebijakan Umum, berupa Visi, Misi, Program dan Strategi Pendekatan Pembangunan, sebagai acuan dan landasan pijakan kepemimpinan, yang telah dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD Periode 2018 – 2023. Visi Pembangunan Daerah kurun waktu tahun 2018 – 2023, yaitu Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat. Visi tersebut dijabarkan kedalam 4 misi sekaligus menjadi Agenda Utama Pembangunan Daerah, yaitu :
1.Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat agar dapat Berdaulat dan Aman dalam Bidang Ekonomi, Pangan, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman dan Taqwa.
2. Memajukan Daya Saing Wilayah melalui Penguatan Ekonomi Lokal dan Peningkatan Investasi.
3. Mendorong Birokrasi Pemerintahan Provinsi yang Moderen, Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik (Good Village Governance) serta Memberikan Bantuan Kepada Kecamatan dan Kelurahan sebagai Pusat Pelayanan Pemerintahan.
4. Meningkatkan Konektivitas dan Kemitraan Antar Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam rangka Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur dan Aspek-aspek Sosial Ekonomi.
Visi dan misi tersebut dipertajam dalam lima Program Prioritas agar lebih fokus pada penanganan permasalahan daerah. Kelima Program Prioritas tersebut, yaitu: 1) Sulawesi Tenggara Berbudaya dan Beriman; 2) Sulawesi Tenggara Cerdas; 3) Sulawesi Tenggara Sehat, 4) Sulawesi Tenggara Produktif dan, 5) Sulawesi Tenggara Peduli Kemiskinan. [Adv]
Sumber: Ilham Q. Moehiddin-Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2023